Pengetahuan selalu berawal dengan pertanyaan. "Mengapa blog ini dinamai 'menamaidirisantri'? Tentu pertanyaan inilah yang pertama dan utama muncul dalam benak dan pikiran para pembaca. Lalu apakah santri itu. Inilah yang pertama-tama dibahas di blog ini. Istilah santri sudah tidak asing lagi di telinga kita yang berada di wilayah bumi bagian Indonesia tentunya sejak pertama kali pondok pesantren didirikan di Indonesia (Pesantren sidogiri).
Apakah santri hanya sekedar asal pakai sarung dan kopyah, kemudian memaknai kitab kuning dan berkediaman di podok pesantren?
Ada berbagai versi makna kata santri itu sendiri menurut para bahasawan. Berikut penulis paparkan beberapa pembahasan mengenai makna kata santri yang dikutip dari http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/01/pengertian-santri.html
pengertian santri
Menurut
penelitian Johns, istilah kata “santri” berasal dari bahasa tamil yang
berarti “guru mengaji”. Sedangkan C.C Berg berpendapat bahwa istilah
santri berasal dari kata “shastri”, yang dalam bahasa India berarti
“orang yang mengetahui buku-buku suci agama hindu”. Pendapat ini
didukung oleh Karel. A. Steenbrink, yang menyatakan bahwa pendidikan
pesantren, dilihat dari segi bentuk dan sistemnya, memang mirip dengan
pendidikan ala Hindu di India.[1]
Ada
juga yang berpendapat bahwa kata “santri” berasal dari kata sastri,
sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya “melek huruf” alias
bisa membaca. Pendapat ketiga mengatakan bahwa perkataan santri
sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata cantrik, yang berarti
“seseorang yang selalu mengikuti gurunyaa kemanapun gurunya
pergi/menetap.” [2]
Terlepas dari asal usul kata santri, jika ditelusuri secara mendalam, maka kata “santri” mengandung beberapa arti:
Pertama;
tiga matahari. Pengertian ini diambil dari kata san dan tri. “san”
adalah bahasa inggris yang sudah diIndonesiakan, yang asalnya adalah Sun
(matahari). Sedangkan “tri” juga bahasa inggris yang berarti tiga.
Sehingga bila disusun, santri mengandung arti “tiga matahari”. Adapun
yang dimaksud tiga matahari itu adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Ini
menunjukkan bahwa santri adalah orang yang berpegang teguh pada Iman,
Islam, Ihsan.
Kedua;
arti santri adalah jagalah tiga hal. Pengertian ini mengambil dari kata
“San” dan “Tri” juga. “San” adalah bahasa arab yang sudah
di-Indonesiakan, yang berasal dari kata Sun (jagalah). Sedangkan “Tri”
adalah bahasa Inggris yang berartikan tiga. Jika disusun, mengandung
arti “jagalah tiga hal”. Tiga hal tersebut adalah, (1) jagalah ketaatan
kepada Allah, (2) Jagalah ketaatan kepada Rasul-Nya dan (3) para
pemimpin.
Ketiga: jika ditulis dengan tulisan arab, maka kata “santri” terdiri dari lima huruf, yaitu : س, ن, ت, ر, ي. Artinya ialah:
· سِيْنَ (sin) asalnya yaitu سَتْرُ الْعَوْرَةِ (menutup aurat). Arti ini memberi kepahaman bahwa santri termasuk orang yang selalu menutup aurat sekaligus berpakaian sopan.
· نُوْن (nun) asalnya نَهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِadalah (meninggalkan maksiat). Pengertian ini menunjukkan bahwa kata santri adalah orang yang meninggalkan perbuatan maksiat.
· رَاءْ(ra’) asalnya ialah تَرْكُ الْمَعَاصِيْ(menjaga
diri dari hawa nafsu). Ini berarti para santri adalah orang yang selalu
menjaga hawa nafsunya, agar tidak terjerembab dalam kenistaan.
· ) ياَءْ Ya) asalnya yaitu يَقِيْنٌ(yakin/mantab).
Hal ini memberi pemahaman bahwa santri adalah orang yang selalu yakin
dan mantap dengan cita-citanya. Karena para santri umumnya meyakini
salah satu kandungan ndham imrithi:
إِذِ الْفَتَي حَسْبَ اِعْتِقَاَ دِهِ رُ فِعْ # وَ كُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدْ لَمْ يَنْـتَفِعْ
Artinya:
“ketinggian derajat pemuda, tergantung pada keyakinannya. Setiap orang
yang tidak mempunyai keyakinan, maka ia tidak ada gunannya”.
Sedangkan
menurut Dr. KH. M.A Sahal Mhafud, yang menilai kata santri berasal dari
bahasa arab, yaitu dari kata “santaro”, yang berarti “menutup”. Kalimat
ini mempunyai bentuk jamak (plural) sanaatir (beberapa santri).
Sementara
KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandeglang Banten, berpendapat bahwa
kata santri mengimplementasikan fungsi manusia, dengan 4 huruf yang
dikandungnya : sin = “satrul al aurah” (menutup aurat), Nun = “na’ibul
ulama” (wakil dari ulama), Ta’ = “tarkul al ma’ashi” (meningglkan
kemaksiatan), Ra’ = “ra’isul ummah” (pemimpin ummah).[3]Semoga sedikit pembahasan ini dapat menggugah kita (pembaca dan penulis) untuk mengembalikan kejatidiran santri (di hadapan Nya tentunya) yang sesungguhnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar